KUE KEUKARAH DARI ACEH

Hasil gambar untuk SEJARAH KUE KEUKARAH
Keukarah, atau Karah adalah kue tradisional Aceh yang bertekstur garing dan renyah. Sepintas ia terlihat seperti jalinan mie hun. Warnanya kuning keemasan, berasal dari warna alami adonan yang digoreng menggunakan minyak. Sebagian ada yang menyebut kue ini dengan nama kue Sarang Burung.


Bentuk kue pun ini beragam, di wilayah pantai Timur Utara Aceh, umumnya kue ini berbentuk bulan sabit dengan panjang sekitar 10 – 15 cm. Sedangkan di Aceh Barat umumnya berbentuk segitiga, ukurannya pun beragam, ada yang sebesar cupee atau piring kecil, ada yang sebesar piring, dan ada yang lebih besar lagi, tergantung keperluan dan selera. Yang besar ini biasanya sudah tidak garing lagi, teksturnya pun menjadi liat, untuk memudahkan cara memakannya biasanya diseduh dengan teh atau kopi panas.


Di Aceh kue ini sering menjadi suguhan utama di Hari Raya, pada upacara perkawinan sering pula menjadi pengisi talam sebagai hantaran, begitu juga pada upacara-upacara kematian sering dijadikan sebagai buah tangan saat menjenguk keluarga duka. Terutama di wilayah Aceh Barat dan sekitarnya.

Bahan dasar yang dipakai untuk membuat kue ini sangat sederhana, hanya tepung beras dan air, dengan tambahan gula untuk pemberi rasa manis. Namun proses pembuatannya yang agak sedikit rumit.

Cetakannya terbuat dari tempurung kelapa. Persis seperti sendok kayu (aweuk kayee) yang banyak dipakai oleh orang Aceh dahulu. Bagian dasar tempurung dilubangi sebanyak mungkin sebesar ujung lidi.

Adonan yang sudah diaduk rata kemudian dimasukkan ke dalam cetakan, lalu digoyang-goyangkan ke dalam minyak yang sudah dipanaskan sebelumnya. Begitu adonan jatuh ke dalam minyak segera dibentuk menggunakan kayu kecil. Selanjutnya tinggal menunggu kue matang dan segera diangkat untuk ditiriskan.

Ketika kapal MV Seaborn Pride berkunjung ke Sabang baru-baru ini, Keukarah menjadi makanan favorit yang banyak diminati oleh para turis.

Untuk menikmati kue ini anda tak perlu menunggu Lebaran atau upacara perkawinan, cukup dengan mengunjungi pasar-pasar tradisional atau gerai-gerai yang ada di sepanjang jalan Lampisang menuju Lhoknga, Banda Aceh. 

Komentar

Jajanan Tradisional Nusantara